Keributan terjadi di dalam Masjid Al Muttaqun Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri saat jemaah di masjid hendak melaksanakan Salat Maghrib secara berjemaah. Aksi adu jotos hingga sejumlah warga terluka itu diduga karena ada warga yang berebut menjadi imam salat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJatim, keributan itu dipicu masalah internal antara warga setempat dengan ahli waris masjid wakaf yang sekaligus menjadi takmir di masjid itu. Masalahnya karena ada pihak yang menyerobot jadwal imam Salat Maghrib berjemaah.

Peristiwa itu bermula ketika sejumlah keluarga ahli waris tanah wakaf masjid itu bersama kelompoknya memaksakan diri menjadi imam Salat Maghrib. Padahal sesuai kesepakatan bersama warga, imam saat Salat Maghrib adalah jatah untuk warga sekitar.

Seorang warga yang mencoba menjelaskan itu justru mendapatkan penganiayaan. Mashuri, salah satu jemaah yang melihat penganiayaan itu bermaksud melerai. Namun dirinya juga menjadi sasaran penganiayaan.

“Saat itu saya melihat ada jemaah yang dianiaya oleh pihak ahli waris. Saya berusaha melerai justru saya dianiaya beberapa orang yang tidak saya kenal dan berada di kubu ahli waris. Usai kejadian saya melaporkan ini ke pihak kepolisian,” Kata Mashuri kepada wartawan, Jumat (15/12/2023).

Akibat peristiwa itu ada 3 orang warga yang mengalami luka. Hal ini memicu ratusan warga mendatangi rumah keluarga ahli waris. Mereka meminta pertanggungjawaban atas kekerasan itu.

Puluhan petugas Polres Kediri Kota yang diterjunkan ke lokasi untuk menindaklanjuti laporan yang masuk berupaya mengantisipasi terjadinya keributan yang lebih besar dengan melakukan pengamanan di sekitar masjid dan rumah keluarga ahli waris.

Lukman, perwakilan dari pihak ahli waris masjid wakaf itu mengklaim bahwa dirinya juga menjadi korban penganiayaan. Saat itu dirinya hendak maju menjadi Imam Salat Maghrib. Tiba-tiba ia ditarik dari belakang oleh jemaah hingga dirinya terjatuh lalu dipukuli.